Friday, March 28, 2014

Pesan Ayah yang Sangat sayang pada anak anak Purtinya.

Para Ayah, Inilah Warisan (Didikan) Terbaik Untuk Putri Anda

OPINI | 27 March 2014 | 14:59 Dibaca: 1763   Komentar: 88   52 13959069651944400676
Saya tersentak menerima SMS dari seorang sahabat  non-Kompasianer yang rajin membaca artikel  saya,dan selalu menyemangati saya menulis.  Isi SMS-nya  begitu menyentuh hati sehingga saya tergerak menulis ini.
….” Kamu kok sepertinya sangat membela para laki laki… Apa mungkin karena latar belakang keluargamu,  bahwa kamu memiliki ayah yang sangat baik dan kemudian menikah dengan suami yang baik?…”
Sejenak saya diam merenung… “ah masa iya artikel saya terkesan lebih membela pria dan melupakan kaum wanita?. Perasaan sih saya selalu berusaha untuk menulis secara objektif.”, batin saya dalam hati.
Perlu saya jelaskan bahwa yang perlu dibela itu adalah yang benar tapi tidak mampu membela dirinya sendiri. Makanya itu kalau menyangkut urusan agama dan menjurus kearah sang Pencipta, Maha Besar Tuhan, maka saya justru merasa tidak layak untuk membela. Ikutin kata Gus Dur sajalah..,”Tuhan kok dibela?”. Memangnya punya kekuatan apa saya membela Tuhan?. Lha saya ini manusia dengan banyak kekurangan juga meski menolak masuk kategori lusuh. Daripada koar koar membela Tuhan, lebih baik saya berbuat  yang mendatangkan kebaikan kepada sesama. Itulah cara saya membela Sang Pencipta.
Perempuan perlu dibela?. Hari gini perlu dibela dari apanya yah kira kira? Pendidikan sudah merata, dan negara ini tidak membeda bedakan laki laki dan perempuan dalam menempuh pendidikan. Yang pintar tentu boleh bersekolah asal bisa membayar. Tidak pernah ada lagi saya mendengar bahwa bidang tertentu hanya boleh dimonopoli laki laki.
Kecuali dalam kasus perkosaan, saya mengecam keras pria pria pemerkosa. Menurut hemat saya, hukuman yang paling pas untuk pemerkosa adalah dipenjara minimal dua puluh lima tahun dan “anu”nya dipotong saja demi kemanan banyak wanita lain yang bisa kemudian menjadi korban.
Membela itu bukan soal perempuan atau laki laki, tapi definisi membela mungkin harus lebih dicondongkan kepada pemahaman bahwa jika kita peduli, maka kita menyuarakan yang benar. Wanita sekalipun kalau salah ya salah. Bukan karena seseorang itu berjenis kelamin wanita lalu mendapat pengampunan yang lebih banyak dan hukuman yang lebih ringan dari pria. Ini juga tidak adil bagi para pria. Benar dan salah tidak mengenal jenis kelamin kok. Dari kecil saya diajarkan hal itu oleh orang tua saya.
Sosok ayah selalu memiliki tempat istimewa dihati anak gadisnya, karena sosok inilah yang menjadi panutan dan teladan, kepada siapa ciri ciri laki laki yang baik dipelajari. Kemungkinan sangat besar saya tidak mempan ditipu dan digombali cowok karena ayah saya bukan tipe pria penggombal, dan sedari kecil saya tidak pernah kekurangan kasih sayang laki laki. Kepribadian  sama, yang tegas, bertanggung jawab dan memiliki prinsip hidup sekaligus penyayang , yang saya lihat dalam diri ayah saya, terlihat juga pada suami saya.
Para ayah yang tentu mengasihi anak gadisnya, ingatlah bahwa anak laki lakimu akan tumbuh besar mengikuti keteladananmu, dan anak gadismu akan cenderung mencari calon suami yang setipe denganmu. Tanyakan kepada diri anda, apakah anda bangga dengan karaktermu?.
Kepercayaan diri anak gadis anda sangat besar ditentukan oleh sikap dan perlakuan anda sebagai ayah. Tumbuhkan rasa percaya diri yang besar di dalam jiwa anak gadis dengan selalu yakin akan kualitas dirinya dan mendidiknya dengan tegas, disiplin namun penuh kelembutan.
Saya ingat sekali betapa bangganya ayah terhadap saya sedari kecil. Ayah bisa melihat potensi yang dimiliki anak anak gadisnya dan selalu menyemangati untuk tidak kalah dengan pria dalam persaingan secara adil dan terbuka.
Ketika saya masih berusia sekitar 16 tahun, ayah kedatangan tamu kawan lamanya dari Surabaya. Dari ruang tamu ayah memanggil saya yang baru selesai mandi untuk dikenalkan kepada sahabatnya. Sementara saya berganti baju, terdengar jelas suara ayah sedang menceritakan kehebatan seorang wanita.
…..” dia pintar luar biasa, cekatan, mandiri dan jauh dari sikap pengecut. Meskipun cantik , dia tidak pernah sombong dan suka menolong orang lain…” jujur saya pikir ayah sedang menjelaskan Margareth Tatcher atau Princess Grace Kelly of Monaco… sampai kemudian terdengar nama saya disebut.
Rasanya justru saya malu sekali untuk keluar kamar dan dikenalkan kepada sahabatnya. Lha saya remaja yang lagi banyak jerawatnya, dan merasa diri tidak cantik sama sekali. Potongan tubuh saya malah lebih mirip anak laki laki dengan rambut pendek dan semakin mau melembutkan gaya berjalan, semakin sering saya terjungkang.
Namun demikian pujian ayah saya ini luar biasa membekas dalam diri saya, dan makin hari dalam masa pertumbuhan saya menjadi wanita dewasa, rasanya tekad saya hanya satu : Membuktikan bahwa perkataan ayah saya benar adanya.
Ayah juga selalu mendidik kami anak gadisnya untuk bisa membela dan melindungi diri sendiri. Menghormati orang lain tidak peduli jenis kelamin dan berapa usianya. Hormatilah mereka yang pantas kalian hormati, kecuali kalau mereka telah membuktikan diri tidak layak menerima rasa hormatmu.
Ajarkan anak gadis anda untuk bisa bersikap tegas, adil dan jujur. Bicara secara terus terang dan tidak membuang banyak waktu dengan menyindir nyindir. Ayah dulu mengatakan kepada saya untuk tidak mengusili urusan orang lain, dan melakukan yang harus dilakukan tanpa peduli dengan “stempel” yang diberikan orang lain.
Ayah selalu berkata,” biarkan orang lain merdeka dengan opininya. Tugas kalian adalah melakukan yang baik dan benar tanpa embel embel ingin dipuji atau takut dikritik.”
Bahkan sampai saat ini, setiap hari, dalam setiap keputusan yang saya ambil, selalu saya merenung...” Do I make my Dad proud of me?.”… I hope the answer is always “Yes”.
Artikel ini saya persembahkan untuk semua ayah Indonesia yang penuh cinta kepada putrinya. I love you all.

No comments:

Post a Comment