Thursday, December 20, 2012

Tindakan Anarki Masyarakat di Sumbar ?


Warga Sandera
Kapolres Dharmasraya

DHARMASRAYA, Investigasi News—Operasi penertiban tambang liar (ilegal mining) di Sitiung V oleh Polsek Koto Baru Kab. Dharmasraya, Sabtu (24/11), berbuntut penyendaraan terhadap Kapolres AKBP. Khairul Azis bersama anggotanya. Sementara Kapolsek Koto Baru, Iptu Yana tidak diketahui dimana posisinya.
Menurut Informasi yang dirangkup Investigasi News menyebutkan, jajaran Polsek Koto Baru pada siang itu melakukan Operasi Penerbitan Tambang Emas liar diSitiung V. Dalam Operasi tersebut ditangkap beberapa orang pelaku penambang liar dan ditahan ditahanan Polsek Koto Baru.

Dengan ditangkapnya warga oleh polisi, maka warga mendatangi mapolsek supaya rekannya ditahan supaya dilepas. Namun negosiasi tidak ditemukan, dalam kondisi itu, Kapolres Dharmasraya turun ke Sitiung V untuk menenangkan warga.
Namun yang terjadi Kapolres disendera oleh warga di sebuah rumah. Kemudian warga menyandera Kapolres bersama ajudannya, yang mana tujuan warga supaya rekannya yang ditahan di Mapolsek Koto Baru dilepas oleh pihak kepolisian. Akhirnya pihak kepolisian mengalah dan menukar guling antara warga dengan Kapolres beserta anggota yang disandera.
Direktur lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pandham, Mulyadi S.Ag yang menghubungi Investigasi News menyebutkan, tetapi pukul 21.00 Wib. Negonisasi kedua belah pihak ditemukan, kemudian Kapolres dengan kondisi luka ringan dan ajudannya yang luka parah, karena darah segar yang keluar dari hidungnya dilepas warga.

Ia menjelaskan, ketika mendapat informasi bahwa Kapolres disandera warga, maka ia melucur ke TKP. Dan ia menganggap di tempat kejadian Kapolres disandera sudah ada tokoh masyarakat. Tapi ternyata ketika ia masuk dalam rumah hanya ada Kapolres bersama ajudannya bertiga ditambah ia satu orang.
Sementara warga sudah berteriak kalau rekannya yang ditahan tidak dilepas dari tahanan Polsek Koto Baru. Maka warga akan membakar rumah tempat Kapolres disandera, dengan kondisi demikian, Mulyadi langsung menemui warga, ditengah kerumunan warga, ia sampaikan bahwa ia adalah Putra Koto Baru, kedatangannya adalah untuk mencarikan jalan keluarnya.
Karena situasi sudah sangat tidak kondusif lagi, warga sudah semakin beringas. Maka Mulyadi meminta agar Kapolres mengikuti kemauan warga agar rekannya dilepas, akhirnya Kapolres mengikuti kemauan warga.

Kejadian ini kata Mulyadi harus disikapi dengan arif dan bijaksana oleh pemerintah daerah, kalau tidak, kejadian ini menjadi insiden buruk bagi penegak hukum. Karena warga sudah berani melawan Aparat Kepolisian.

Karena kejadian ini berkaitan dengan kejadian sebelumnya warga Sitiung V ditahan oleh Polres Dharmasraya, kemudian warga berbondong-bondong rencananya ke Mapolres. Tetapi 500 meter sebelum Polres, warga mengurungkan niatnya dan menyampaikan aspirasinya ke kediaman Bupati Dharmasraya, H. Adi Gunawan di Gunung Medan.

Pantauan Investigasi News pada waktu itu, warga menyampaikan unek-uneknya kepada Bupati didepan Kapolres Dharmasraya, Khairul Azis, ia minta supaya penegak hukum jangan tebang pilih. Karena menurut warga kenapa anggota bermain illegal dibiarkan saja, sementara ia sudah membayar kepada oknum anggota.

Pada malam itu juga, warga menyerahkan nama-nama anggota sering minta upeti kepada warga setempat, dana malam itu kapolres berjanji akan memberikan tindakan kepada anggota tersebut. Puncak dari kejadian adalah penyanderaan Kapolres bersama anggota oleh warga serta bentrok yang mengakibatkan satu orang anggota Polres luka parah dan sekarat, sementara Kapolres mengalami luka ringan.
(TONI CHANIAGO)
See Translation

No comments:

Post a Comment